Tampilkan postingan dengan label artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label artikel. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Mei 2009

MEMBANTU ANAK BELAJAR MEMILIH

Memilih adalah salah satu hal yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Itu sebabnya, sejak dini anak sudah harus dididik agar mampu mengambil keputusan. Seorang anak sebetulnya sudah belajar mengambil keputusan secara alami, buktinya anak sudah mampu memilih jenis mainan ataupun jajanan yang diinginkannya. Sebagai orang tua yang harus anda lakukan adalah mengasah kemampuannya untuk mengambil keputusan sehingga anak mampu membedakan mana keputusan yang baik baginya dan sebaliknya.
Belajar mengambil keputusan pada usia dini amat baik dan disarankan. Pengalaman dini dalam membuat pilihan dan keutusan dapat menolong anak mengembangkan kemampuannya mengambil keputusan sekaligus tanggung jawab yang harus di embannya.
Sebagai orang tua, anda sebaiknya tidak berpikir bahwa anak masih terlalu kecil untuk mengambil keputusan. Justru, hal yang sebaiknya anda lakukan adalah mendukung dan melatih anak membuat keputusan yang baik. Anda juga harus tetap memperhatikan batasan dari tiap aspek kehidupan anak, yang mana yang bisa anak putuskan sendiri dan yang mana yang tidak. Misalnya, anak belum mendapat andil untuk mengambil keputusan mengenai kesehatan dan masa depannya, tetapi mereka boleh mengambil keputusan mengenai barang-barang kebutuhannya, tentunya dengan bantuan orang tua, apakah kebutuhan tersebut benar dibutuhkan atau tidak.
Jadi jelas, orang tua harus menyadari, anak hanya sebatas mempunyai kekuasaan sebanyak/sebatas yang diberikan orang dewasa. Sebab, jika semua hal diserahkan kepada anak, justru tidak baik. Contohnya, karena orang tua malas bertengkar dengan anak, akhirnya mengalah saja ketika si kecil yang mengatakan malas pergi ke sekolah.
Bahaya membiarkan anak untuk mengambil keputusan sendiri tanpa batasan yang jelas, lama kelamaan akan melahirkan bahaya. Sama halnya seperti jika mengizinkan anak memilih mainannya sendiri atau menonton tv sekehendah hatinya. Memang membiarkan anak memutuskan pilihannya berarti mengurangi pertengkaran. Tetapi yang harus dipahami, anak belum mampu secara konsisten menyortir apa yang tidak baik untuk dirinya. Oleh karena itu, jadilah orang tua yang cerdas dan tanggap dengan kebutuhan dan perkembangan anak.

Selasa, 10 Maret 2009

Ranca Upas

ImageRanca Upas seluas 215 ha terletak di RPH Patrol, BKPH Tambakruyung Timur, KPH Bandung Selatan yang secara administratif pemerintahan terletak di desa Alam Endah, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung.


Wana wisata ini terletak pada ketinggian 1700 m dpl dengan konfigurasi lapangan datar sampai bergelombang. Suhu udara rata-rata 18-230 C dengan curah hujan 3740–4050 mm/th.

Potensi Wilayah

Hutan alam di sekitar kawasan ranca Upas ditumbuhi antara lain pohon Puspa, Jamuju, Huru, Kitambang, Kihujan, Hamirung, Kurai dan pasang.
Sedangkan fauna yang dapat ditemukan di kawasan ini antara lain burung tekukur, gagak, elang serta surili, monyet dan macan.
ImageImageImage
Potensi Wisata

Pemandangan hutan alam dan hutan tanaman serta penangkaran rusa dengan kegiatan wisata yang dapat dilakukan diantaranya berkemah, lintas alam dan pemandian air panas.

Bumi Perkemahan Ranca Upas dengan pemandangan khasnya berupa rusa-rusa jinak hanya merupakan salah satu kekayaan alam milik KPH Bandung selatan yang dikelola sejak tahun 1991.

Tujuh ekor rusa pertama yang diambil dari ragunan untuk ditangkarkan di Ranca Upas di atas areal seluas 4 –5 hektar. Tapi setelah populasinya bertambah, hewan-hewan itu tumbuh menjadi daya pikat bumi perkemahan.

Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di bumi perkemahan ini antara lain menara padang, areal berkemah, musholla, MCK dan kios-kios dagang.

Aksebilitas

Dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan roda enam. Jarak tempuh dari pangalengan 15 km dan dari Bandung 56 km dengan kondisi jalan beraspal.

" Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari "

ETIKA BERDO`A

  • Terlebih dahulu sebelum berdo`a hendaknya memuji kepada Allah kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam pernah mendengar seorang lelaki sedang berdo`a di dalam shalatnya, namun ia tidak memuji kepada Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam maka Nabi bersabda kepadanya: "Kamu telah tergesa-gesa wahai orang yang sedang shalat. Apabila anda selesai shalat, lalu kamu duduk, maka memujilah kepada Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya, dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo`alah". (HR. At-Turmudzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
  • Mengakui dosa-dosa, mengakui kekurangan (keteledoran diri) dan merendahkan diri, khusyu', penuh harapan dan rasa takut kepada Allah di saat anda berdo`a. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:
    " Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera di dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo`a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu` kepada Kami". (Al-Anbiya': 90).
  • Berwudhu' sebelum berdo`a, menghadap Kiblat dan mengangkat kedua tangan di saat berdo`a. Di dalam hadits Abu Musa Al-Asy`ari Radhiallaahu anhu disebutkan bahwa setelah Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam selesai melakukan perang Hunain :" Beliau minta air lalu berwudhu, kemudian mengangkat kedua tangannya; dan aku melihat putih kulit ketiak beliau". (Muttafaq'alaih).
  • Benar-benar (meminta sangat) di dalam berdo`a dan berbulat tekad di dalam memohon. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kamu berdo`a kepada Allah, maka bersungguh-sungguhlah di dalam berdo`a, dan jangan ada seorang kamu yang mengatakan :Jika Engkau menghendaki, maka berilah aku", karena sesungguhnya Allah itu tidak ada yang dapat memaksanya". Dan di dalam satu riwayat disebutkan: "Akan tetapi hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam memohon dan membesarkan harapan, karena sesungguhnya Allah tidak merasa berat karena sesuatu yang Dia berikan". (Muttafaq'alaih).
  • Menghindari do`a buruk terhadap diri sendiri, anak dan harta. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Jangan sekali-kali kamu mendo`akan buruk terhadap diri kamu dan juga terhadap anak-anak kamu dan pula terhadap harta kamu, karena khawatir do`a kamu bertepatan dengan waktu dimana Allah mengabulkan do`amu". (HR. Muslim).
  • Merendahkan suara di saat berdo`a. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, kasihanilah diri kamu, karena sesungguhnya kamu tidak berdo`a kepada yang tuli dan tidak pula ghaib, sesungguhnya kamu berdo`a (memohon) kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia selalu menyertai kamu". (HR. Al-Bukhari).
  • Berkonsentrasi di saat berdo`a. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Berdo`alah kamu kepada Allah sedangkan kamu dalam keadaan yakin dikabulkan, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak mengabulkan do`a dari hati yang lalai". (HR. At-Turmudzi dan dihasankan oleh Al-Albani).
  • Tidak memaksa bersajak di dalam berdo`a. Ibnu Abbas pernah berkata kepada `Ikrimah: "Lihatlah sajak dari do`amu, lalu hindarilah ia, karena sesungguhnya aku memperhatikan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam dan para shahabatnya tidak melakukan hal tersebut".(HR. Al-Bukhari).

  • Oleh : Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan

    Sabtu, 21 Februari 2009

    Obat Tradisional Berpotensi Tanggulangi Flu Burung

    Obat tradisional herbal Indonesia, atau jamu, bersifat preventif. Ini memberikan kesempatan mengurangi penyebaran virus flu burung. Sebuah peluang untuk industri kesehatan?Obat herbal yang berasal dari berbagai tumbuhan, diyakini bisa menjadi solusi atas wabah flu burung. Pasalnya sifat obat-obatan tersebut cenderung mempertahankan kondisi kesehatan seseorang. “Obat herbal yang berasal dari tumbuh-tumbuhan memiliki potensi untuk mencegah penyebaran flu burung,” ujar Direktur Pengawasan Obat dan Makanan (POM), HM Sampoerno, pada sebuah semiloka yang diadakan di Cipayung, akhir minggu lalu. Menurut Sampoerno, hal ini bisa terjadi lantaran sifat obat tersebut yang cenderung preventif atau mencegah. “Sekarang ini cara terampuh untuk me nangkal flu burung menyebar, adalah dengan mempertahankan kondisi fisik sebaik-baiknya.” Pernyataan ini sebenarnya senada dengan pendapat ahli epidemiologi dari FKM UI, Prof Dr Nunung Masjkuri. Menurutnya, cara terbaik menanggulangi wabah flu burung ini adalah dengan menjaga daya tahan tubuh. “Virus bisa dengan mudah masuk ke tubuh yang dalam kondisi tidak sehat,” ucapnya (SH/22/9/2005).Untuk itu, masyarakat harus selalu menjaga kesehatan dengan mengonsumsi vitamin atau tidak membiarkan tubuh dalam kondisi terlalu lelah. Begitu ada gejala sakit seperti flu atau batuk, sebaiknya segera ke dokter. Menangkal Berarti yang diperlukan untuk menanggulangi wabah ini, sebenarnya mudah saja, yaitu dengan mencegah segala potensi yang mungkin menimbulkan flu. Hal ini dapat diimplementasikan dengan cara mencegah masuknya virus tersebut ke dalam tubuh dan menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencapai keinginan tersebut adalah dengan mengonsumsi berbagai obat atau ramuan, yang memang bertujuan mempertahankan kondisi tubuh. “Salah satunya, obat tradisional kita. Obat-obatan tersebut mengandung banyak unsur yang berasal dari tumbuhan alami, seperti temulawak, kunyit dan lainnya,” tambah Sampoerna. Hal ini juga diamini Dr drh CA Nidom MS, pakar kesehatan dari Universitas Airlangga (Unair) pada kesempatan berbeda. Menurutnya, upaya pencegahan dan penanggulangan virus flu burung sebenarnya tidak sulit. Tidak perlu pula sampai menerapkan teknologi yang tinggi, seperti yang selama ini diperkirakan masyarakat dan kalangan kedokteran. Menurut dia, virus flu burung yang selama ini menyebar, merupakan jenis virus yang sangat peka dengan seluruh jenis disinfektan, termasuk juga bio-disinfektan. “Sehingga cukup dengan pengobatan herbal, sebenarnya virus tersebut dapat hancur,” ucapnya. Semua unsur tersebut sebenarnya dapat ditemukan pada tumbuhan obat seperti lidah buaya, kunyit, dan temu lawak. “Temu lawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman, guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat infeksi virus AI dengan subtipe H5N1,” ujarnya. Hal ini menurutnya efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin.

    Kamis, 19 Februari 2009

    ADAB PENUNTUT ILMU

    Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan yang mengajarkannya.
    Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaidah bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak. Adab-adab tersebut di antaranya adalah:

    1. Ikhlas karena Allah.

    Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah kerena Allah I dan untuk negeri akhirat. Apabila seseorang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan gelar agar bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang yang terpandang atau niat yang sejenisnya, maka Rasulullah e telah memberi peringatan tentang hal ini dalam sabdanya e :

    "Barangsiapa yang menuntut ilmu yang pelajari hanya karena Allah I sedang ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan mata-benda dunia, ia tidak akan mendapatkan bau sorga pada hari kiamat".( HR: Ahmad, Abu,Daud dan Ibnu Majah

    Tetapi kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya ingin mendapatkan syahadah (MA atau Doktor, misalnya ) bukan karena ingin mendapatkan dunia, tetapi karena sudah menjadi peraturan yang tidak tertulis kalau seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, segala ucapannya menjadi lebih didengarkan orang dalam menyampaikan ilmu atau dalam mengajar. Niat ini - insya Allah - termasuk niat yang benar.

    2.Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.

    Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk meng-hilangkan kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilang kebodohan dari diri mereka, dan tentu saja mengajarkan kepada orang lain itu dengan berbagai cara agar orang lain dapat mengambil faidah dari ilmu kita.

    Apakah disyaratkan untuk memberi mamfaat pada orang lain itu kita duduk dimasjid dan mengadakan satu pengajian ataukah kita memberi mamfa'at pada orang lain dengan ilmu itu pada setiap saat? Jawaban yang benar adalah yang kedua; karena Rasulullah e bersabda :

    "Sampaikanlah dariku walupun cuma satu ayat (HR: Bukhari)
    Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak ada bandingannya apabila niatnya benar. Para muridnya bertanya: Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab: ia berniat menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.

    3. Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at.

    Sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at. Karena kedudukan syari'at sama dengan pedang kalau tidak ada seseorang yang menggunakannya ia tidak berarti apa-apa. Penuntut ilmu harus membela agamanya dari hal-hal yang menyimpang dari agama (bid'ah), sebagaimana tuntunan yang diajarkan Rasulullah e. Hal ini tidak ada yang bisa melakukannya kecuali orang yang memiliki ilmu yang benar, sesuai petunjuk Al-Qor'an dan As-Sunnah.

    4. Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat.

    Apabila ada perbedaan pendapat, hendaknya penuntut ilmu menerima perbedaan itu dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan ijtihad, bukan persoalaan aqidah, karena persoalaan aqidah adalah masalah yang tidak ada perbedaan pendapat di kalangan salaf. Berbeda dalam masalah ijtihad, perbedaan pendapat telah ada sejak zaman shahabat, bahkan pada masa Rasulullah e masih hidup. Karena itu jangan sampai kita menghina atau menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pandapat dengan kita.

    5. Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.

    Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, karena amal adalah buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Karena orang yang telah memiliki ilmu adalah seperti orang memiliki senjata. Ilmu atau senjata (pedang) tidak akan ada gunanya kecuali diamalkan (digunakan).

    6. Menghormati para ulama dan memuliakan mereka.

    Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama. Jangan sampai ia mengumpat atau mencela ulama yang kebetulan keliru di dalam memutuskan suatu masalah. Mengumpat orang biasa saja sudah termasuk dosa besar apalagi kalau orang itu adalah seorang ulama.

    7. Mencari kebenaran dan sabar

    Termasuk adab yang paling penting bagi kita sebagai seorang penuntut ilmu adalah mencari kebenaran dari ilmu yang telah didapatkan. Mencari kebenaran dari berita berita yang sampai kepada kita yang menjadi sumber hukum. Ketika sampai kepada kita sebuah hadits misalnya, kita harus meneliti lebih dahulu tentang keshahihan hadits tersebut. Kalau sudah kita temukan bukti bahwa hadits itu adalah shahih, kita berusaha lagi mencari makna (pengertian ) dari hadits tersebut. Dalam mencari kebenaran ini kita harus sabar, jangan tergesa-gasa, jangan cepat merasa bosan atau keluh kesah. Jangan sampai kita mempelajari satu pelajaran setengah-setengah, belajar satu kitab sebentar lalu ganti lagi dengan kitab yang lain. Kalau seperti itu kita tidak akan mendapatkan apa dari yang kita tuntut.

    Di samping itu, mencari kebenaran dalam ilmu sangat penting karena sesungguhnya pembawa berita terkadang punya maksud yang tidak benar, atau barangkali dia tidak bermaksud jahat namun dia keliru dalam memahami sebuah dalil.Wallahu 'Alam.

    Dikutip dari " Kitabul ilmi" Syaikh Muhammad bin Shalih Al'Utsaimin
    .(Abu Luthfi)

    Selasa, 17 Februari 2009

    Hikmah Kematian “The Lessons from Death”

    Hikmah Kematian
    “The Lessons from Death”

    HARUN YAHYA

    Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?

    Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.

    Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.

    Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:

    Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)

    Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!

    Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.

    Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.

    Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.

    Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.

    Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.

    Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.

    Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.

    Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?

    Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting

    Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.

    Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.

    Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:

    Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)

    Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

    © Harun Yahya Internasional 2004.
    Hak Cipta Terpelihara. Semua materi dapat disalin, dicetak dan disebarkan dengan mencantumkan sumber situs web ini
    info@harunyahya.com
    www.harunyahya.com

    Page Rank

    Check Page Rank of any web site pages instantly:
    This free page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service